Banyuasin, Sumaterannewss. Com.
Transmigrasi Karang Agung Ilir, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan, dihadiri oleh Bapak Camat Karang Agung Ilir Bapak Rakiman, Ketua Tim Expedisi Patriot Undip DR. Kardison Lumban Batu, SE., MSc beserta Tim, para Kepala Desa dan Kepala Dusun se-Kecamatan Karang Agung Ilir, serta Paguyuban Petani Organik dan Sahabat Pelestari Burung Hantu.
Kegiatan ini bertujuan untuk menggali persoalan dan potensi wilayah dalam pengembangan infrastruktur penunjang pertanian serta skema kelembagaan ekonomi desa dan kemitraan.
Diskusi berlangsung aktif dan konstruktif dengan menyoroti berbagai tantangan utama yang dihadapi masyarakat tani di wilayah tersebut.
Hasil FGD menunjukkan bahwa persoalan pertanian di Karang Agung Ilir tidak semata-mata bersifat teknis, tetapi juga struktural dan kelembagaan.
Permasalahan paling mendasar adalah ketidakseimbangan tata air, di mana sawah sering terendam saat musim hujan dan kekeringan saat musim tanam kedua akibat pintu air yang tidak berfungsi optimal.
Selain itu, infrastruktur dasar pertanian seperti jalan usaha tani dan jaringan irigasi masih belum memadai, sementara akses permodalan petani pun masih terbatas karena belum adanya lembaga keuangan rakyat yang efektif.
Peserta juga menyoroti pentingnya penguatan koperasi desa seperti Koperasi Merah Putih, yang diharapkan mampu menjadi alternatif pembiayaan dan wadah ekonomi kolektif bagi masyarakat.
Dari sisi kelembagaan dan kemitraan, FGD menekankan perlunya peningkatan koordinasi antara petani, koperasi, BUMDes, dan lembaga pemerintah, serta pembenahan mekanisme kemitraan dengan Bulog agar lebih cepat, adil, dan transparan.
Peserta juga mendorong pelestarian bibit lokal adaptif seperti padi Geger serta penguatan pendampingan pertanian dan regenerasi petani muda melalui kerja sama dengan sekolah pertanian.
Secara umum, forum ini menyepakati bahwa pembangunan sektor pertanian di Karang Agung Ilir perlu diarahkan pada perbaikan tata air, penguatan kelembagaan ekonomi desa, dan optimalisasi potensi komoditas unggulan seperti padi, kelapa, jagung, dan kelapa sawit, agar mampu menciptakan kemandirian dan kesejahteraan berkelanjutan bagi masyarakat desa.