Kemas Idham Abubakar, SP*
Suksesi Pemilihan Walikota Palembang telah berakhir dan yang dilantik adalah pasangan Drs.Ratu Dewa,M.Si dan Prima Salam dengan slogan Palembang Berdaya, Palembang Berdjaya
Sekarang kita sebagai warga kota Palembang menunggu realisasi dar janji janji kampanye RD PS. Paling tidak ada empat permasalahan yang harus di fokuskan walikota Palembang , yaitu permasalahan ekonomi, bagaimana meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD), mengurangi pengangguran dengan jalan menciptakan lapangan kerja, menarik investor baik investor dari dalam maupun luar.
Langkah selanjutnya lagi, tinjauan beberapa aspek diantaranya, seperti masalah ekonomi harus menjadi skala prioritas, misal bagaimana mengembangkan ekonomi kerakyatan dengan mengembangkan industri rumah, yakni adalah seperti kerajinan khas Palembang, dan terobosan inovasi kerajinan lainnya penuh kreatifitas, dan usaha kuliner, perdagangan dan jasa.
Lebih jauh lagi, tinjauan yang Kedua adalah bidang pendidikan karena pendidikan marupakan basic, maka dibangun sarana dan prasarana pendidikan yang bermutu dan terjangkau oleh masyarakat.
Selain ekonomi dan pendidikan, masalah ketiga adalah tata kota, misal mengaturan wilayah pusat bisnis, perumahan dan ruang terbuka hijau. Lahan rawa yang dominan di Kota Palembang harus dbuat kolam retensi dan saluran/got di setiap pusat pertokoan dan perumahan sehingga tidak menimbulkan banjir (Fenomena alam klasik dari waktu ke waktu, masa ke masa, apa lagi curahan hujan tingkat mau pun curahan hujan sangat deras/lebat, Red), dan persoalan inilah yang selalu menghatui masyarakat secara universal, dan ini juga PR buat Walikota dan stakeholder lainnya untuk bahu membahu mengatasi fenomena alam tersebut, dan yaitu pula bagaimana pemerintah mengatur perparkiran sehingga tidak terjadi kemacetan di pusat kota/pusat wilayah bisnis.
Sementara itu pula, hal yang tidak kalah pentingnya adalah Walikota harus bisa mewujudkan Palembang sebagai kota budaya. Dalam hal ini pembangunan tidak boleh mengabaikan nilai-nilai budaya asli Kesultanan Palembang Darusalam. Nilai-nilai budaya harus terus dilestarikan, contoh telah dibuat dalam bentuk kegiatan Festival oleh Kerukunan Keluarga Palembang (KKP) yang tahun 2023 sudah masuk tahun ke 21. Secara moral budaya Kesultanan Palembang seharusnya Walikota Palembang mensuport dengan mengalokasi dana APBD Kota Palembang setiap tahun.
Perlu kita ketahui bersama beberapa warisan yang harus kita lestarikan, yaitu :
Warisan Budaya Benda
Antara lain:
1. Benteng Kuto Besak (Tahun 2017 diajukan menjadi Cagar Budaya Nasional namun gagal, sedangkan dua objek Cagar Budaya Candi Bumi Ayu, dan Goa Harimau berhasil.)
2. Masjid Agung Palembang
3. Komplek Pemakaman Sabo Ing Kingking
4. Komplek Pemakanan Cinde Welan
5. Komplek Pemakaman Kawah Tekurep
6. Bentuk Rumah Limas
7. Rumah Rakit
8. Bidar
Warisan Tak Benda
Antara Lain:
1. Songket (WBTb Indonesia)
2. Pempek (WBTb Indonesia)
3. Teater Dulmuluk (WBTb Indonesia)
4. Rumah Limas (WBTb Indonesia)
5. Teknik Lak (WBTb Indonesia)
1. Wayang Kulit Palembang
2. Sastra Tutur (Ande-ande, Pantun Palembang,Cangkriman, Nenggung)
3. Syair-syair Kesultanan
4. Ukiran Palembang
5. Adat Pernikahan (dari proses awal-madik hingga akhir-beratib saman)
6. Adat Likuran pada bulan Ramadhan
7. Adat Rebo Kasan (Rebo Akhir Safar)
8. Adat Rumpak-rumpak di saat lebaran
9. Musik Terbangan Syarof al-anam
10. Tradisi Marhabah
11. Tradisi Membaca al-Barzanzi
12. Tradisi Pencak Palembang (Betanggem)
13. Tradisi Ratib Saman
14. Tradisi Nisfuh Syakban
15. Adat Ruwahan (Sedekah Ruwah)
16. Lumban Bidar / Kenceran
17. Aksara Melayu (Arab Gundul), Akasara Ulu/Kaganga,
18. Busana Adat (aesan gede, selendang mantri, baju kurung, baju Belah Bolo (Teluk Belango), sewet blongsong, sewet gebeng, sewet tajung)
19. Gelar-gelar adat Palembang
20. Tanjak Batik
Warisan Sosial
Kesultanan Palembang Darussalam meninggalkan keturunan yang disebut dengan wong pelembang yang kemudian disebut suku Pelembang. Umumnya penanda wong Pelembang adalah gelar yang didapat secara keturunan dari garis bapak. Gelar tersebut adalah Raden, Masagus, Kemas dan Kiagus (ada yang menyebutnya Pelembang jero). Namun, dari garis keturunan ibu yang tidak memiliki gelar dianggap juga sebagai wong Pelembang (disebut Pelembang jabo).
Belum ada data resmi yang menyebutkan jumlah wong pelembang, tetapi wong pelembang bermukim di kampung kampung pelembang lamo dan juga menyebar di wilayah kota Palembang, serta di beberapa wilayah di nusantara.
*Wakil Sekretaris KKP Periode 2024 -2029
# Dikutip dari berbagai sumber