Sumatera Selatan, Ir. H. Achmad Hafisz Tohir, Anggota Komisi XI DPR RI, bekerja sama dengan Bank Indonesia, mengenalkan QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard).
QRIS merupakan inovasi terbaru dalam Sistem Pembayaran Digital Indonesia.
Acar ini berlangsung di Institut Teknologi Muhammadiyah (ITM) Sumatera Musi Rawas pada Senin pagi (9/10).
Dan juga dihadiri oleh Muhammad Latif, Deputi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sumatera Selatan. Serta Triono, SE., M.S., Rektor ITM Sumatera Musi Rawas.
Dalam paparannya, Achmad Hafisz Tohir menjelaskan konsep evolusi dalam Sistem Pembayaran yang selalu mengikuti perkembangan uang.
Konsep ini melibatkan tiga faktor utama, yakni inovasi teknologi dan model bisnis, tradisi masyarakat, serta kebijakan otoritas.
Awalnya, sistem pembayaran berbasis barter digunakan untuk pertukaran barang.
Seiring berjalannya waktu, alat pembayaran berkembang dari uang tunai ke alat pembayaran nontunai seperti cek dan bilyet giro yang diproses melalui mekanisme kliring dan settlement.
Selanjutnya, alat pembayaran berbasis kertas seperti cek dan bilyet giro mulai digantikan oleh alat pembayaran berbasis kartu seperti ATM, Kartu Kredit, Kartu Debit, dan Kartu Prabayar.
Kemudian, munculnya mata uang virtual yang dapat diperoleh melalui mining, pembelian, atau hadiah.
Bank Indonesia memiliki peran penting dalam memastikan bahwa perkembangan sistem pembayaran selalu sesuai dengan peraturan yang berlaku, untuk menjaga kelancaran dan keamanan transaksi.
Oleh karena itu, perkembangan sistem pembayaran di Indonesia saat ini fokus pada penguatan infrastruktur dan pengembangan sistem yang di dukung oleh teknologi informasi.
Pada sektor pembayaran ritel, pengembangan berfokus pada penciptaan interoperabilitas antara berbagai sistem pembayaran, yang bertujuan untuk meningkatkan keamanan dan efisiensi.
Standarisasi instrumen kartu ATM/Debit adalah salah satu langkah dalam mengatasi isu keamanan transaksi.
Penggunaan teknologi chip pada kartu ATM/Debit di harapkan dapat mengurangi risiko penipuan.
Studi “The Next Cashless Society” juga mengungkap bahwa konsumen saat ini menggunakan berbagai jenis dompet digital, dengan 47 persen menggunakan tiga jenis atau lebih.
OVO dan Gopay adalah dua dompet digital yang paling populer. Selain itu, 47 persen dari konsumen hanya memiliki satu kartu nontunai.
Sementara 30 persen memiliki dua kartu, dan 23 persen memiliki tiga atau lebih kartu nontunai.
Penggunaan nontunai ini mencakup berbagai transaksi seperti belanja online, pembayaran tagihan listrik, makan di restoran, transportasi, menonton bioskop, dan layanan perbankan digital.
Studi juga mengidentifikasi tiga motivasi utama masyarakat dalam memilih alat pembayaran nontunai: yang merasa yakin, yang merasa mendapat manfaat, dan yang mengikuti perkembangan zaman.
Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia semakin terbiasa dengan pembayaran nontunai dalam kehidupan sehari-hari.
Inovasi teknologi terus berkembang dalam berbagai aspek ekonomi digital, termasuk sektor pembayaran. QRIS adalah salah satu inovasi yang berkembang pesat dan telah banyak di gunakan.
Bank Indonesia melihat QRIS sebagai alat yang dapat meningkatkan efisiensi ekonomi, mempercepat inklusi keuangan.
Dan juga mendukung perkembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Dengan QRIS, Indonesia semakin maju dalam dunia pembayaran digital. (Riil)